surya.abidin
Selaput
Steve Jenker (Bridgestone) Memuji Pemahaman Teknologi Rossi
Dari awal sejak Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha, dan berhasil memenangkan balapan di kejuaraan dunia, hal tersebut menjadi ikon. Valentino Rossi yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik sepanjang masa melakukan suatu pekerjaan besar bersama reputasi Yamaha, seorang pembalap yang berhasil melakukan pengembangan yang menjadikannya juara di setiap motor apapun. Tapi sejarah kemudian mencatat bahwa Rossi bisa menjadi juara tapi tidak dengan motor apa saja .
Sewaktu tes pertama Ducati di Valencia, Valentino merasa bahwa ia mungkin menerima terlalu banyak risiko. Meskipun Casey Stoner bersama Ducati di akhir tahun 2010 masih bisa memenangkan balapan, Valentino Rossi tidak pernah bisa mengatasi Desmosedici. Bahkan kepala kru, Jeremy Burgess harus meraba-raba dalam gelap selama dua tahun terakhir.
Teknisi Bridgestone, Steve Jenkner, memiliki pandangan yang begitu rinci ketika bekerja di Ducati. “Sebelum, selama dan sesudah latihan saya berada di box Ducati, kami mendiskusikan strategi apa yang akan kami upayakan. Kami mencoba gabungan keduanya dan mengawasi ban mana yang paling seimbang. Kemudian yang memiliki masalah ada pada motor dan feeling si pembalap. Kami mencoba mengurangi hal-hal negatif”, paparnya.
Tentu saja, Jenker sibuk bersama dua pembalap pabrikan Ducati, pria asal Jerman tersebut menjelaskan bahwa Valentino adalah seseorang yang benar-benar perfeksionis. Namun saat berbicara tentang Nicky Hayden yang ikut terlibat bersamanya, Jenker berkata, “Prosedur sudah serupa, Nicky juga adalah seorang yang perfeksionis, namun ia tidak bisa memberikan pernyataan teknis yang begitu tepat seperti yang dilakukan Valentino….”
Hayden melakukan sesuatu dengan sangat serius dan secara gamblang. “Ia berkata bahwa, baik atau buruk, anda harus menjauhkannya dari berbagai stuff yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan dan menggunakan data untuk menarik kesimpulan. Pernyataan Valentino Rossi taksirannya begitu tinggi, Valentino memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi dengan begitu tepat dan sesuai”.
Selain itu untuk mengoptimalkan performa di balapan itu sendiri, Bridgestone tertarik kepada pernyataan rider yang mengatakan agar ban diposisikan secara lebih baik di akhir pekan. ”Kami berusaha untuk memperbaiki ban setiap tahun dan kami juga meminta komentar para pembalap, tergantung dari motornya. Di race, pada akhir pekan kami punya dua komponen ban, tapi bila dilihat dari sepanjang tahun, maka jumlahnya banyak “, kata Jenkner. “Kami menyesuaikan pilihan ban kami untuk balapan mendatang.”
“Sebagai contoh, jika hanya ban lunak yang dipakai tanpa menguji ban keras. Kami mencoba cari tahu mengapa itu terjadi. Kami lihat dari sisi kanan dan sisi kiri, tingkah laku ban sewaktu pemanasan, dan kerusakan atau penurunan kualitas ban selama balapan. Ada sesuatu yang kami kirim ke Jepang. Untuk beberapa tahun ke depan kami akan bekerja dengan campuran yang lain. Kami mencoba untuk beradaptasi dengan kondisi yang terbaik”, papar teknisi Bridgsetone tersebut.
http://motogpindo.wordpress.com/
Dari awal sejak Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha, dan berhasil memenangkan balapan di kejuaraan dunia, hal tersebut menjadi ikon. Valentino Rossi yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik sepanjang masa melakukan suatu pekerjaan besar bersama reputasi Yamaha, seorang pembalap yang berhasil melakukan pengembangan yang menjadikannya juara di setiap motor apapun. Tapi sejarah kemudian mencatat bahwa Rossi bisa menjadi juara tapi tidak dengan motor apa saja .
Sewaktu tes pertama Ducati di Valencia, Valentino merasa bahwa ia mungkin menerima terlalu banyak risiko. Meskipun Casey Stoner bersama Ducati di akhir tahun 2010 masih bisa memenangkan balapan, Valentino Rossi tidak pernah bisa mengatasi Desmosedici. Bahkan kepala kru, Jeremy Burgess harus meraba-raba dalam gelap selama dua tahun terakhir.
Teknisi Bridgestone, Steve Jenkner, memiliki pandangan yang begitu rinci ketika bekerja di Ducati. “Sebelum, selama dan sesudah latihan saya berada di box Ducati, kami mendiskusikan strategi apa yang akan kami upayakan. Kami mencoba gabungan keduanya dan mengawasi ban mana yang paling seimbang. Kemudian yang memiliki masalah ada pada motor dan feeling si pembalap. Kami mencoba mengurangi hal-hal negatif”, paparnya.
Tentu saja, Jenker sibuk bersama dua pembalap pabrikan Ducati, pria asal Jerman tersebut menjelaskan bahwa Valentino adalah seseorang yang benar-benar perfeksionis. Namun saat berbicara tentang Nicky Hayden yang ikut terlibat bersamanya, Jenker berkata, “Prosedur sudah serupa, Nicky juga adalah seorang yang perfeksionis, namun ia tidak bisa memberikan pernyataan teknis yang begitu tepat seperti yang dilakukan Valentino….”
Hayden melakukan sesuatu dengan sangat serius dan secara gamblang. “Ia berkata bahwa, baik atau buruk, anda harus menjauhkannya dari berbagai stuff yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan dan menggunakan data untuk menarik kesimpulan. Pernyataan Valentino Rossi taksirannya begitu tinggi, Valentino memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi dengan begitu tepat dan sesuai”.
Selain itu untuk mengoptimalkan performa di balapan itu sendiri, Bridgestone tertarik kepada pernyataan rider yang mengatakan agar ban diposisikan secara lebih baik di akhir pekan. ”Kami berusaha untuk memperbaiki ban setiap tahun dan kami juga meminta komentar para pembalap, tergantung dari motornya. Di race, pada akhir pekan kami punya dua komponen ban, tapi bila dilihat dari sepanjang tahun, maka jumlahnya banyak “, kata Jenkner. “Kami menyesuaikan pilihan ban kami untuk balapan mendatang.”
“Sebagai contoh, jika hanya ban lunak yang dipakai tanpa menguji ban keras. Kami mencoba cari tahu mengapa itu terjadi. Kami lihat dari sisi kanan dan sisi kiri, tingkah laku ban sewaktu pemanasan, dan kerusakan atau penurunan kualitas ban selama balapan. Ada sesuatu yang kami kirim ke Jepang. Untuk beberapa tahun ke depan kami akan bekerja dengan campuran yang lain. Kami mencoba untuk beradaptasi dengan kondisi yang terbaik”, papar teknisi Bridgsetone tersebut.
http://motogpindo.wordpress.com/